Kelas Phylum Echinodermata (Asteroidea)
Disusun Oleh :
Kelompok 14
1. Ayu Sulistyawati (2011060302)
2. Nur Radha Rusmita (2011060408)
Kelas Asteroidea (Bintang Laut)
Asteroidea merupakan spesies Echinodermata yang paling banyak jumlahnya, yaitu sekitar 1.600 spesies. Asteroidea juga sering disebut bintang laut, contoh spesies ini antara lain Acanthaster sp., Linckia sp., dan Pentaceros sp. Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul dan pendek. Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria. Fungsi pediselaria adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan tubuh dari kotoran.Pada bagian tubuh dengan mulut disebut bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut aboral. Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan alat penghisap sehingga dapat melekat kuat pada suatu dasar.
A. Klasifikasi Asteroidea
Klasifikasi bintang laut yaitu:
Category : Saltwater Invertebrates
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Class : Asteroidea
Order : Valvatida
Family : Oreasteridae
Genus : Protoreaster
Species : Protoreaster nodosus
B. Karaktersitik Asteroidea
- Memiliki lengan majemuk yang memancar dan terletak di permukaan
bawah bintang laut yaitu kaki tabung.
- Mampu melekat sangat erat di bebatuan atau bahkan merayap dengan
cara perlahan–lahan. Bintang laut selalu melibatkan kaki tabungnya
untuk mencengkram mangsanya, contohnya seperti kima dan tiram.
- Bintang laut pada umunya berbentuk seperti bintang yaitu mempunyai
5 lengan.
- Memiliki tubuh berduri yang tersusun atas zat kapur (osikel). Pada
dasar duri terdapat pula duri yang telah mengalami perubahan atau
yang biasa disebut pediselaria. Pediselaria ini mempunyai fungsi
untuk melindungi organ respirasi, menangkap makanan, dan mencegah
sisa organism. Pediselaria ada dua tipe, yaitu tipe tang dan tipe
gunting.
Gambar 2. Struktur Tubuh Asterias forbesi B. Duri Asteria forbesi
C. Morfologi Asteroidea
Bintang laut memiliki lima lengan (kadang-kadang lebih) yang memanjang dari suatu cakram pusat. Permukaan bagian bawah lengan itu memiliki kaki tabung yang masing-masing dapat bertindak seperti suatu cakram penyedot. Bintang laut juga menggunakan kaki tabung untuk menjerat mangsa seperti remis dan tiram. Bintang laut masuk ke dalam kelas Asteroidea.
Di ujung kaki terdapat bintik mata yang dapat membedakan antara terang dan gelap. Bintang laut umumnya memiliki duri yang tumpul dan pendek, disekeliling terdapat duri kecil termodifikasi yang dinamakan pedicelaria, bagian ini berfungsi untuk menangkap makanan dan melindungi tubuh dari kotoran. Pada bagian dekat anus terdapat lubang air yang disebut medreporit. Asteroidea memiliki saluran cincin yang terletak di pusat tubuh serta saluran radial yang merupakan cabang saluran cincin di bagian lengan. Jenis-jenis dari Asteroidea antara lain : Dermaterias imbricata, Choriaster granularus dan Solaster dawsoni. Anggota Asteroidea memiliki kemampuan regenerasi yang sangat besar. Setiap bagian lengannya dapat beregenerasi dan bagian cakram pusat yang rusak dapat diganti. Asteroidea merupakan hewan dioseus, organ kelamin berpasangan pada setiap lengan, dan fertilisasi terjadi di luar tubuh.
D. Sistem Ambulakral
Sistem pembuluh air pada Asteroidea terdapat lempengan yang berlubang–lubang di bagian aboral yang disebut madreporit. Pada bagian aboral inilah kemudian diteruskan ke saluran cincin melalui saluran batu yang terletak mengelilingi mulut dan bercabang satu ke setiap lengannya. Dimana cabang ini dinamakan saluran radial dan bercabang lagi ke bagian samping yang disebut saluran transversal.
Gambar 3. Sistem Ambulakral Asterias forbesi
E. Sistem Pencernaan Makanan
Saluran pencernaan terdiri atas: mulut terletak di bagian oral – esophagus pendek - lambung besar - lambung kecil - lambung kecil bercabang 2 ke setiap bagian lengan yang disebut sekum kecil dan cabang di bagian anus disebut sekum pendek - anus. Makanan yang dicerna dibantu oleh enzim dan kelenjar pencernaan, sedangkan makanan yang tidak dicerna dikeluarkan dari mulut.
F. Sistem Syaraf
Memiliki 3 tempat unit syaraf, yaitu:
- Di bagian mulut yang tersusun atas cincin syaraf dan 5 tali syaraf radial yang terletak di bagian bawah saluran radial,
- Sistem syaraf bagian dalam yang terdiri dari cincin syaraf sirkumoral ganda yang bercabang dan menuju ke syaraf radial,
- Sistem syaraf dibagian aboral. System syaraf aboral dan ektoneuron kurang begitu berkembang.
G. Reproduksi dan Daur Hidup Asteroidea
Seksual dan aseksual dengan pembelahan secara fissiparity yakni membelah dengan jalan fission atau penyekatan pisin pusat menjadi 2 bagian kemudian memisah . Jenis Linckia (Samudra Pasifik), mampu melepas tangan pada pangkal pusat pisin dan masing-masing tangan tersebut membentuk pisin pusat baru. Contoh spesies ini adalah Acanthaster sp., Linckia sp., dan Pentaceros sp.
H. Habitat Asteroidea
Habitat Asteroidea Berdasarkan dari data perolehan bintang laut di perairan Pulau Menjangan Kecil, Karimunjawa jumlah bintang laut yang didapatkan sangat berbeda. Perbedaan perolehan bintang laut tersebut dipengaruhi oleh cuaca, karena saat dilakukan penelitian kondisi cuaca sedang mendung dan gerimis kecil. keberadaan kelimpahan jumlah bintang laut akan berpotensi mudah untuk ditemui ketika cuaca cerah. Karena pada saat itu bintang laut akan menyeberangi sand patch untuk mencari makan di perairan dangkal.
Acanthaster planci
Gambar 6. Hasil identifikasi koleksi Pulau Tidung
I. Nilai Ekologi dan Ekonomi
Bintang laut tidak memiliki nilai ekonomis, karena menurut masyarakat Pulau Karimunjawa sendiri bintang laut tidak memiliki nilai ekonomis untuk dimakan dan diperjual-belikan seperti Phylum Echinodemata lainnya yaitu teripang dan bulu babi. Namun, secara ekologis, bintang laut memiliki fungsi sebagai pembersih serasah detritus di zona intetidal. Keberadaan dari bintang laut sendiri yaitu sebagai hewan yang berasosiasi dengan terumbu karang, pembersih pantai dari material organik sehingga merupakan salah satu bioindikator laut yang masih bersih. Bintang laut (Asteroidea) memegang peranan penting dalam lingkungan pantai, yakni memakan bangkai dan cangkang-cangkang mollusca yang mengotori pantai, sehingga bintang laut dikenal sebagai hewan pembersih laut.
Rusyana, Adam. 2014. Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta. Hal. 118–122.
Suryanti. 2019. Buku Ajar Bioekologi Phyllum Echinodermata. Semarang: Departemen Sumberdaya Akuatik Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Hal. 32-37.
Komentar
Posting Komentar